Sunday, October 18, 2015

Lunch Queen (2002)


Lunch Queen (2002)












Natsumi (Takeuchi Yuko) sangat suka makanan terutama makan siang. Secara tidak sengaja, dia bertemu dengan Kenichiro (Tsutsumi Shinichi) dan disuruh berpura-pura menjadi tunangannya. Namun karena suatu hal, Kenichiro malah kabur dan meninggalkan Natsumi. Akhirnya Natsumi pun bekerja di restoran keluarga Kenichiro yang bernama "Kitchen Macaroni" sebagai pelayan. Sang ayah, Kenzo (Wakabayashi Go) beserta ketiga saudara laki-laki Kenichiro yaitu Yujiro (Eguchi Yosuke), Junzaburo (Tsumabuki Satoshi) dan Koshiro (Yamashita Tomohisa) dibantu Mamoru (Takubo Issei) dan Minoru (Yamada Takayuki)-lah yang menjalankan restoran yang terkenal dengan menu omurice dengan sajian demiglace sauce-nya yang lezat. Awalnya, Natsumi sama sekali tidak disukai dan dianggap sebagai pengganggu, namun akhirnya secara perlahan setiap orang mulai menerima dan menyukai kehadirannya.
Sempat vakum lama, sampai tiba-tiba aku teringat dengan dorama ini. Sebenarnya teringat sama Tsumabuki Satoshi sih, makanya jadi pengen nonton doramanya yang belum tuntas ku tonton. Wah, lama sekali rasanya aku vakum menonton dorama, nyaris hampir setahun karena kebosanan yang luar biasa. Dan sekarang, perlahan aku mencoba untuk mulai menonton dorama lagi di sela-sela tontonan lainnya. Intensitasnya memang tak seperti dulu yang bisa melahap dua sampai tiga dorama sehari. Sedangkan sekarang untuk menonton satu episode dorama perhari saja sulitnya minta ampun. Oke, cukup curhatnya :-D. Kembali ke dorama yang berjudul Lunch Queen ini, sudah jelas sepanjang dorama ini akan ada sajian makanan-makanan yang kelihatannya enak dan begitu menggoda selera. Sayang, tidak ada resep dan cara penyajian makanan yang dijelaskan dalam dorama ini. Padahal aku pengen tau resep demiglace sauce yang terlihat menggiurkan tersebut. Edit: Ternyata tanpa sengaja ketemu resep demiglace sauce-nya ketika searching disini

Dengan genre food, romance dan comedy, porsi masing-masing genre tersebut terlihat dibagi cukup adil tanpa ada yang dominan satu sama lain. Tapi, ya seperti aku bilang sebelumnya, sayang sekali tidak ada disajikan resep-resep masakan yang dibuat. Ya, karena memang dorama ini tidak fokus hanya ke makanan saja, sih!. Episode-episode awal dorama ini biasa saja, sih menurutku, bahkan aku sempat pending menontonnya, tapi kemudian episode-episode berikutnya malah menarik dan semakin menarik. Bahkan tanpa sadar aku berhasil menamatkan dorama ini. Ceritanya yang cukup menghibur, diselipi komedi yang pas kadarnya dan tentu saja sajian makanan yang senantiasa setia menemani di setiap episodenya tentu saja menjadi kemasan yang menarik dalam dorama ini. Apalagi dorama ini diisi oleh para pemainnya yang (mungkin) kala itu belum semuanya menjadi bintang besar seperti sekarang ini. Namun, bakat-bakat hebat itu memang telah kelihatan. Tsumabuki Satoshi, Yamada Takayuki, Eita (walau hanya mendapat peran kecil), Takeuchi Yuko dan Ito Misaki. Ada juga Yamapi yang aktingnya gitu-gitu aja, nggak ada kemajuan dari dulu #sigh. Tak cuma berakting dengan bagus, para aktor ikemen di dorama ini tentunya menjadi penyegar mata bagi kaum hawa seperti diriku ini @.@. Satoshi is too kawai here!

Ceritanya yang menarik dan heart warming ini memang menjadi daya tarik utama dari dorama  dengan judul asli Lunch no Joou ini. Dorama tentang keluarga seperti ini memang selalu mendapat tempat spesial dihatiku. Suka banget dengan keluarga Nabeshima ini; bagaimana interaksi unik antar anggota keluarga yang kesemuanya laki-laki tersebut. Lalu kehidupan mereka seolah berubah ketika tiba-tiba muncul seorang perempuan dalam keluarga mereka. Dan karena hal tersebutlah maka Natsumi pun bagaikan sosok saudara perempuan, ibu atau istri bagi mereka. Typically family kind of love gitu, deh! Tapi yang agak aku kurang suka adalah begitu gampangnya para karakter lelaki di dorama ini jatuh hati dengan karakter utama wanitanya. Yeah, but it's not a big deal! Aku juga suka dengan konsistensi keluarga Nabeshima ini menjalankan restoran Kitchen Makaroni mereka. Mereka bekerja dengan sepenuh hati, memasak dan menyajikan makanan yang enak dengan harga terjangkau untuk setiap orang yang ingin menikmati makanan di restoran mereka. Bagi mereka yang terpenting adalah melihat kepuasan pelanggan ketika menikmati makanan yang mereka sajikan sekaligus para pelanggannya bisa merasakan pengalaman makan dengan penuh sukacita di restoran mereka. Wow! Rasanya sedikit mustahil menemukan restoran seperti itu di dunia nyata, apalagi di Indonesia.

Selain ceritanya yang menarik, karakter-karakter yang ada dalam dorama ini tak kalah menariknya, terutama karakter Nabeshima bersaudara. Tak ada karakter yang ditampilkan menjadi karakter yang perfect tapi justru hal tersebut malah terlihat real dan tentunya pernah/mungkin kita temui di dunia nyata. Dan semua karakternya menarik dan menyenangkan. Walaupun aku memang paling suka dengan Satoshi tapi bukan berarti karakter Junzaburo yang diperankannya menjadi karakter favoritku, karena memang semua karakter para lelaki di dorama ini aku suka semua. Apalagi Nabeshima bersaudara yang walaupun terkadang cekcok dan berbeda pendapat tapi mereka juga kompak dan harmonis. Sampai ada adegan mereka berkelahi sampai banting-bantingan ala sumo segala, padahal udah dewasa gitu. Eh, adegan kayak gitu sering, loh ada di dorama atau film Jepang. Sepertinya memang habit mereka kali, ya? Dan soal karakter juga, karakter Junzaburo ini bisa dibilang jadi karakter yang paling kasian banget sepanjang dorama ini berlangsung. Apalagi soal kisah cintanya. Nggak fair banget!. Ah, Jun kamu mending juga sama aku aja, deh! ^.^. Kalau aku suka dengan semua karakter lelaki di dorama ini, justru karakter wanitanya terlihat biasa saja buatku. Bahkan Natsumi sebagai karakter utama sometimes looks like annoying for me!. Nggak benci juga, sih tapi biasa aja. Biar pun karakternya digambarkan sebagai tough girl tapi kadang karakternya memang terlihat menyebalkan terutama jika keras kepalanya kumat. Dan sejujurnya, aku mengharapkan aktris lain yang memerankan karakter Natsumi ini ketimbang Takeuchi Yuko.

Satu hal yang paling aku suka dari dorama tentang makanan adalah bahwa terlihat sekali bahwa orang-orang Jepang sangat mencintai makanan dan menghargai makanan. Lihat saja dari cara mereka menyajikan dan menyantap makanan dengan penuh perasaan. Mereka terlihat sangat menikmati makanan. Beda sekali dengan kita, ya? Kebanyakan kita tidak/kurang menghargai makanan. Terkadang makanan sering bersisa dan dibuang begitu saja. Belum lagi ulah oknum-oknum jahat yang mencampur makanan dengan segala bahan terlarang. Ah, sudahlah! Kalau membandingkan hal-hal tersebut hanya membuat sakit hati saja. Pola pikir kebanyakan masyarakat kita memang seperti itu, susah dan mungkin nggak bakal bisa berubah. Oke, just intermezzo!. Ja, kalau mencari heartwarming dorama tentang keluarga dengan racikan komedi yang menampilkan sajian makanan yang enak bin lezat, dorama Lunch Queen ini bisa jadi alternatif tontonan. Dan untung endingnya dibuat kayak gitu, fair enough







***

Details

  • Title: ランチの女王
  • Title (romaji): Lunch no Joou
  • Also known as: The Queen of Lunchtime Cuisine / Lunch Queen
  • Genre: Food, romance, comedy
  • Episodes: 12
  • Viewership ratings: 18.91
  • Broadcast network: Fuji TV
  • Broadcast period: 2002-Jul-01 to 2002-Sep-16
  • Air time: Monday 21:00
  • Theme song: Joy to the World by Three Dog Night
Cast
Episode Title:
  • Ep. 01: An omelette with rice which you love
  • Ep. 02: Now Serving: The New Summer Love Menu!
  • Ep. 03: Cream Corokke... of Tears
  • Ep. 04: Check Out this Chicken & Rice Properly, Ok! (pun on "chikin" and "kichin")
  • Ep. 05: More, please! Puffy rice
  • Ep. 06: Father's Last Children's Lunch (Dad's Last Happy Meal)
  • Ep. 07: A hamburger steak! An old lover!
  • Ep. 08: A cutlet! A dangerous… and sad past
  • Ep. 09: Former he who is in danger and a rival of love
  • Ep. 10: Seriously? A sudden kiss and accelerated love
  • Ep. 11: Proposal to elder brother's wife
  • Ep. 12: The Reason for Lunch on Earth - Big Brother Returns!
  • Ep. 13: Who will be the victor in the
 Awards

***Source: DramaWiki